Analisis Kepemilikan Saham Samator Indo Gas Tbk. pada 23 September 2025
AGII • 5 menit baca

Analisis Kepemilikan Saham Samator Indo Gas Tbk. pada 23 September 2025

Pada tanggal 23 September 2025, data kepemilikan saham PT Samator Indo Gas Tbk. (kode efek: SMTR) menunjukkan perubahan marginal namun signifikan pada struktur pemegang saham. Total saham beredar tetap sebesar 30.666.600 lembar, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 2.407.328.000.000. Kepemilikan saham terbagi antara investor lokal (53,65 %) dan asing (46,35 %). Pergerakan harga pada sesi perdagangan 26 September 2025 menutup pada level Rp 785 per lembar, turun 0,63 % dari harga pembukaan Rp 790. Volume perdagangan tercatat 173 lembar. Artikel ini menguraikan dinamika kepemilikan, pergerakan harga, serta implikasi strategis bagi para pemangku kepentingan.

Perubahan Kepemilikan Lokal versus Asing

Komposisi Saham Lokal

Investor lokal memegang 53,649 % dari total saham, meningkat 0,07 % dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan kepemilikan di segmen individu (dari 6,37 % menjadi 6,64 %) dan penurunan minor pada segmen asuransi (dari 0,22 % menjadi 0,14 %). Sektor korporat tetap menjadi kontributor terbesar bagi kepemilikan lokal, menyerap 45,66 % dari total saham, naik tipis sebesar 0,01 %. Penurunan tajam terjadi pada dana pensiun (Dapen) yang turun 0,04 % menjadi 0,06 % serta reksadana yang turun 0,08 % menjadi 1,13 %.

Komposisi Saham Asing

Investor asing menguasai 46,35 % dari total saham, menurun 0,07 % dari periode sebelumnya. Penurunan terbesar terjadi pada korporasi asing (dari 44,54 % menjadi 44,52 %), sementara bank asing mengalami kenaikan kecil sebesar 0,01 % menjadi 0,21 %. Individu asing menambah kepemilikan sebesar 0,05 % menjadi 0,34 %. Secara keseluruhan, aliran keluar bersih sebesar 3.026 lembar mencerminkan penurunan kepemilikan asing pada akhir September 2025.

Analisis Pemegang Saham Besar

Big Player dan Hidden Big Player

Menurut data internal, “big player” menguasai 89,97 % dari total saham, dengan proporsi yang stabil sejak awal tahun. Di antara mereka, “big player 1” (kemungkinan institusi atau grup keluarga) memegang sekitar 65,59 % pada Agustus 2025, sedikit menurun dari 65,86 % pada September 2024. Sementara “hidden big player” menurun secara konsisten dari 29,05 % pada Juli 2024 menjadi 27,77 % pada Agustus 2025, menandakan pergeseran kepemilikan ke tangan pemain yang lebih transparan.

Pemegang Saham Utama

Daftar pemegang saham utama pada 23 September 2025 mencakup lima entitas utama:

  • PT Samator (broker CC) – 709.549.020 lembar (23,14 %); merupakan pemegang saham terbesar secara langsung.
  • MATRIX COMPANY LIMITED (broker NI) – 995.233.320 lembar (32,45 %); pemegang saham asing terbesar.
  • SARATOGA INVESTAMA SEDAYA TBK – tiga entri broker (PD, BB, XL) dengan total 284.19460 + 188.80400 + 259.366.140 = 476.665.000 lembar, setara dengan 10 % kepemilikan.

Kombinasi tiga entitas tersebut menyumbang lebih dari 65 % total saham beredar, menegaskan dominasi institusi besar dalam struktur kepemilikan Samator Indo Gas.

Tren Kepemilikan Ritel

Pergerakan Persentase Ritel

Kepemilikan ritel (ritel) mengalami peningkatan bertahap dari 5,55 % pada Juli 2024 menjadi 6,64 % pada Agustus 2025. Peningkatan ini mencerminkan minat investor individu terhadap sektor energi gas, terutama setelah pengumuman rencana pengembangan infrastruktur gas domestik. Pada periode Juli–Agustus 2025, kenaikan tercatat sebesar 1,09 % poin persentase, setara dengan penambahan sekitar 9,5 juta lembar saham ritel.

Faktor Pendorong Ritel

Beberapa faktor yang memicu peningkatan kepemilikan ritel antara lain:

  • Penurunan harga saham pada September 2025 (Rp 785) yang memberikan entry point menarik bagi investor ritel.
  • Program dividen yang konsisten dan prospek pertumbuhan pendapatan dari proyek pengembangan jaringan gas.
  • Promosi dan edukasi pasar yang digalakkan oleh broker ritel dan platform digital.

Pergerakan Harga Saham Terbaru

Data Transaksi 26 September 2025

Pada sesi perdagangan 26 September 2025, Saham Samator dibuka pada Rp 790, mencapai level tertinggi yang sama (Rp 790) namun berakhir pada Rp 785, mencatat penurunan 0,63 % dibandingkan harga pembukaan. Volume perdagangan hanya 173 lembar, menandakan likuiditas yang sangat rendah pada hari tersebut. Nilai tertinggi historis pada periode yang tercatat (2022) mencapai Rp 2.520, sedangkan nilai terendah pada periode yang sama adalah Rp 382.

Interpretasi Teknis Sederhana

Penurunan harga yang kecil namun disertai volume perdagangan sangat rendah dapat diinterpretasikan sebagai fase konsolidasi. Harga berada di bawah level support jangka menengah (sekitar Rp 800) dan belum menembus resistance kuat di kisaran Rp 820. Jika volume tetap lemah, kemungkinan harga akan berfluktuasi dalam rentang sempit hingga muncul katalis baru, misalnya laporan keuangan kuartal atau berita regulasi energi.

Implikasi terhadap Nilai Pasar dan Kapitalisasi

Dengan total saham beredar 30.666.600 lembar dan kapitalisasi pasar Rp 2.407.328.000.000, nilai per lembar saham secara rata‑rata adalah sekitar Rp 78.500. Namun, harga pasar aktual jauh lebih rendah (Rp 785), menandakan diskon signifikan terhadap nilai buku perusahaan. Diskon ini dapat menarik minat investor nilai (value investors) yang mencari peluang undervalued. Di sisi lain, diskon yang terlalu besar dapat menandakan persepsi risiko tinggi, terutama terkait regulasi energi, fluktuasi harga gas, dan ketergantungan pada proyek pemerintah.

Prospek dan Risiko Kedepan

Prospek Positif

  • Pengembangan Infrastruktur Gas – Pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan jaringan gas domestik sebesar 30 % pada 2026, yang dapat meningkatkan pendapatan Samator secara signifikan.
  • Ekspansi Pasar Internasional – MATRIX COMPANY LIMITED sebagai pemegang saham asing utama dapat membuka peluang kolaborasi dengan perusahaan energi di luar negeri.
  • Stabilitas Kepemilikan Institusional – Konsentrasi kepemilikan pada few big players memberikan kestabilan dalam keputusan strategis jangka panjang.

Risiko Utama

  • Regulasi Lingkungan – Kebijakan pemerintah yang semakin ketat terkait emisi gas dapat menambah beban operasional.
  • Volatilitas Harga Gas – Fluktuasi harga komoditas gas dunia dapat mempengaruhi margin profitabilitas.
  • Likuiditas Saham – Volume perdagangan yang rendah meningkatkan risiko likuiditas bagi investor ritel.
  • Ketergantungan pada Pemegang Saham Besar – Perubahan strategi atau penjualan saham oleh pemegang saham besar dapat menyebabkan pergerakan harga yang tajam.

Strategi Investor

Investor Institusional

Bagi institusi, strategi dapat difokuskan pada pemantauan kebijakan pemerintah terkait gas dan menilai kembali eksposur pada “hidden big player” yang kini menurun. Diversifikasi portofolio dengan menambahkan eksposur pada sektor energi terbarukan dapat mengurangi risiko regulasi.

Investor Ritel

Investor ritel sebaiknya menilai entry point pada level harga di bawah Rp 800, namun tetap memperhatikan volume perdagangan yang rendah. Penempatan stop‑loss yang ketat dan pemantauan berita fundamental (misalnya laporan keuangan triwulanan) akan membantu mengelola risiko.

Kesimpulan

Data pada 23 September 2025 menegaskan bahwa struktur kepemilikan Samator Indo Gas Tbk. tetap didominasi oleh institusi besar, baik lokal maupun asing. Meskipun terdapat penurunan marginal pada kepemilikan asing, peningkatan kepemilikan ritel menunjukkan minat yang tumbuh di kalangan investor individu. Harga saham yang berada jauh di bawah nilai buku membuka peluang investasi nilai, namun likuiditas yang rendah dan risiko regulasi harus menjadi pertimbangan utama. Ke depan, kinerja perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dalam pengembangan jaringan gas serta kemampuan perusahaan menyesuaikan diri dengan dinamika pasar energi global.